Review: Lenovo LePhone S880

Lenovo

Halo, ketemu lagi di review 😀 Kali ini (lagi-lagi) saya akan memberikan review piranti genggam Android dan yang ketiban pulung saya utak-utik kali ini adalah Lenovo LePhone S880 (di Indonesia lebih dikenal dengan Lenovo S880). Mungkin rekan-rekan sudah tidak asing dengan merk ini, karena merk ini sudah terkenal disini karena keberhasilannya mengakusisi IBM dan juga memiliki produk-produk komputer baik komputer personal maupun komputer jinjing yang berkualitas. Ada beberapa hal yang membuat saya tertarik mengakusisi piranti ini dibandingkan dengan Samsung Galaxy Note wanna be yang lain. Hal-hal tersebut saya uraikan pada review dibawah ini.

Sebenarnya, saya agak sangsi melempar review kali ini, karena kita tahu, piranti genggam ini sejak peluncuran pertamanya bulan lalu, telah berhasil menjadi best seller sehingga hampir tiap minggu, dua distributornya, yaitu Oke Shop dan Global Teleshop selalu kehabisan stok, sehingga peminat terpaksa inden di gerai milik kedua distributor itu (termasuk saya). Karena hal tersebut, tak pelak, sudah banyak yang sudah memberikan review, termasuk salah satu suhu review yaitu Pak Herry SW, yang review-nya dapat dibaca disini dan disini, hingga memecahkan komentator terbanyak 😀

Mungkin review kali ini tidak sedetil yang di sampaikan Pak Herry SW, tetapi saya akan mencoba me-review dari sisi saya pribadi selama saya menggunakanpiranti ini selama 2 minggu terakhir.

Sebelum kita mulai review, berikut saya tampilkan spesifikasi piranti ini. Spesifikasi lengkapnya yaitu:

Impresi Fisik, Paket Penjualan dan Desain

Seperti apa unboxing-nya, lebih lengkap bisa dilihat pada review milik Pak Herry SW. Kelengkapan dalam paket penjualan piranti ini termasuk standar. Hanya ada unit, batere dengan kapasitas 2.250mAh, kabel data, adaptor power, handsfree, kartu garansi dan buku manual. Buku manual yang disertakan sangat minim informasi, bentuknya tidak bisa dibilang tebal atau sedang. Minim informasi tersebut, dikarenakan untuk buku manual seukuran tersebut, terdapat manual untuk 4 bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Rusia dan Bahasa Vietnam. Instruksi serta informasi dasar terdapat pada manual ini, bila hendak mendapatkan informasi lebih jauh, siap-siap saja googling atau menanyakan ke milis atau forum yang terkait.

Desain Lenovo LePhone S880 boleh saya acungi jempol. Sangat kokoh meski terbuat dari plastik dan tidak terlihat murahan. Piranti ini hadir dalam dua varian warna, yaitu putih dan hitam. Perbedaan hanya terletak pada bagian belakang casing. Varian warna hitam, bagian casing belakang bertekstur kasar dan kasat sehingga mantab untuk dipegang dan tidak perlu kuatir akan terselip karena licin dan jatuh. Sedangkan varian warna putih sebaliknya. Bagian casing belakang tanpa tekstur alias halus sehingga harus hati-hati dalam memegangnya. Tetapi, semua itu dapat diakali dengan membeli softcase atau hardcase, karena rata-rata aksesoris tersebut memiliki tekstur sehingga membuat memegang piranti ini lebih aman dan nyaman.

YANG UNIK: Desain keseluruhan, bisa saya bilang melawan arus. Banyak sekali varian jiplakan Samsung Galaxy Note yang beredar di Indonesia dimana bentuknya monoton, yaitu sama persis dengan Samsung Galaxy Note, termasuk tombol home di bagian bawah tengah, serta softkey di sisi kiri dan kanan tombol home tersebut. Pada Lenovo LePhone S880, Anda bahkan tidak akan dapat menemukan softkey. Lho? Lalu untuk navigasinya bagaimana? Lenovo mengadopsi sistem virtual key yang terintegrasi dengan layar seperti pada Galaxy Nexus. Pada saat kondisi layar mati, virtual key ini tidak akan nampak. Bila layar dinyalakan, akan muncul jajaran virtual key yang terdiri dari 4 tombol. Lho, koq 4 tombol? Disinilah letak perbedaan piranti ini dengan Galaxy Nexus. Galaxy Nexus dibekali 3 tombol virtual key yang terintegrasi dengan layar, yaitu tombol back, home dan task switcher. Perbedaannya, Lenovo membenamkan 1 buah virtual lagi yaitu tombol menu. Munculnya Android 4.0 Ice Cream Sandwich (ICS) memang membuka desain baru pada aplikasi Android. Menu yang dulu bisa diakses dari tombol, semenjak ICS, dialihkan ke bagian pojok kanan atas aplikasi. Permasalahannya, belum semua aplikasi memindahkan fitur menu menjadi sebuah tombol tersendiri pada sisi pojok kanan atas aplikasi, contohnya seperti Whatsapp dan Yahoo! Mail. Memang tombol menu sendiri seharusnya bisa diset dengan memfungsikan tombol yang ada seperti pada HTC One V, tetapi tidak semua orang mengetahui fitur tersebut. Menurut saya, penambahan virtual key menu pada Lenovo LePhone S880 ini justru menjadi nilai tambah. Virtual key pada piranti ini tidak statik, artinya pada saat piranti ini dimiringkan pada mode lanskap, maka virtual key juga ikut berputar menyesuaikan pada mode lanskap.

Kembali pada fisik Lenovo LePhone S880. Pada sisi muka piranti ini, pada bagian atas, berturut-turut dari kiri, terdapat kamera depan dengan resolusi 0,3 megapiksel, speaker, serta sensor cahaya dan proximity sensor. Dibawahnya terpampang tulisan Lenovo yang khas. Dibawah tulisan Lenovo, terpampang layar TFT sebesar 5 inci dengan 16 juta warna. Karena layar yang besar ini, piranti ini tidak layak masuk kategori ponsel, tetapi juga tidak masuk juga dalam kategori tablet. Sehingga, semenjak meluncurnya Samsung Galaxy Note, muncul istilah baru yaitu phablet yang merupakan kependekan dari phone and tablet. Layarnya adalah layar kapasitif yang mendukung multi touch hingga 5 titik. Sayangnya, untuk layar 5 inci, resolusi yang dibenamkan pada layar ini hanya 480 X 728 (terpotong virtual key). Gambar yang ditampilkan bisa dibilang bagus meski tidak bisa dibilang wah. Yang pasti, kecilnya resolusi layar pada piranti ini tidak separah piranti keluaran Samsung seperti Samsung Galaxy 5, Galaxy Mini maupun Galaxy Y dimana kotak-kotak pada setiap sudut atau lekukan pada icon aplikasi terlihat jelas. Pada sisi kiri tidak terdapat apapun, pada sisi kanan hanya terdapat tombol untuk menyaringkan dan memelankan suara. Pada sisi atas, berturut-turut dari kiri terdapat colokan earphone 3,5 inci, tombol power dan colokan micro USB untuk koneksi ke komputer dan untuk mengisi daya, yang dilengkapi dengan pelindung dari plastik. Pelindung ini, pengaitnya seperti terlihat ringkih, tidak kokoh seperti Nexian Journey NX A-890 saya yang berusia 2 tahun. Pada sisi bawah, terdapat satu lubang mikrofon untuk telepon, yang sepertinya juga berfungsi sebagai lubang speaker kedua. Pada bagian belakang, terdapat kamera 5 megapiksel tanpa dilengkapi dengan lampu kilat.

Konektifitas

Piranti ini memiliki fitur GSM Dual On. Anda bisa memasangkan 2 kartu GSM secara bersamaan dan keduanya aktif bersamaan. Pada setting, bisa dipilih voice call, video call, SMS dan data menggunakan kartu yang mana. Slot kartu SIM pertama mendukung layanan data hingga HSDPA/HSUPA, sedangkan slot kedua hanya mendukung layanan data generasi kedua alias 2G. Seperti pada ponsel pintar kebanyakan, piranti ini juga dilengkapi dengan Wifi, bluetooth versi 2, serta GPS dan A-GPS. Penangkapan sinyal wifi tergolong baik. Transfer file menggunakan bluetooth juga dapat berjalan baik. Pairing bluetooth dengan Handsfree Plantronic Voyager juga dapat berjalan mulus tanpa cela. Penangkapan sinyal GPS boleh dibilang lumayan, meski untuk lock ke satelit membutuhkan waktu yang lama.

YANG UNIK: Sama seperti ponsel pintar Android lain, piranti ini mendukung tethering. Kebanyakan piranti Android mendukung internet tethering melalui kabel USB maupun Wifi atau biasa dibilang hotspot. Kelebihan lain piranti ini adalah dapat melakukan internet tethering melalui bluetooth. Semua fitur tethering ini dan pengaturannya terdapat pada satu aplikasi bawaan yang bernama Tethering & portable hotspot. Selain itu, piranti ini juga memiliki FM transmitter. Dengan ini, kita dapat meneruskan suara yang dihasilkan oleh piranti ini ke piranti lain melalui gelombang FM. Misal kita memutar lagu pada piranti ini, kemudian hendak kita dengarkan pada audio mobil. Cukup aktifkan FM transmitter lalu sesuaikan gelombangnya. Kemudian tinggal kita nyalakan radio pada mobil, lalu arahkan gelombangnya ke gelombang yang sudah kita set pada Lenovo ini.

Multimedia

Piranti ini dilengkapi kemampuan multimedia standar. Untuk memutar musik, pada piranti ini sudah dibenamkan aplikasi pemutar musik standar yang mendukung format mp3. Suara yang dihasilkan (untuk ukuran kuping kaleng saya) bisa dibilang bagus. Kesimpulan bagus ini saya coba dengan memutar lagu Go Away-nya 2NE1 yang ber-genre ajep-ajep, Au Revoir dari Malice Mizer yang ber-genre gothic, Good Luck My Way-nya L’Arc~en~Ciel yang nge-rock serta Gangnam Style dari PSY yang nge-dance dan Manatsu no Sounds Good dari AKB48 yang ceria #eh, semuanya terputar dengan bagus ketika saya dengarkan menggunakan headphone H&K. Kelebihan perangkat ini adalah dilengkapi dengan 2 speaker pada sisi atas dan bawah. Meski suara yang dihasilkan tidak bisa dibilang wah, menurut saya adanya 2 speaker ini menjadi nilai tambah tersendiri karena suara yang dihasilkan cukup kencang dan tidak pecah.

YANG UNIK: Pemutar musik bawaan piranti ini dilengkapi dengan sound effects yang berisi equalizer dengan 5 bar dengan berbagai preset (antara lain Normal, Flat, Rock, Pop dll), termasuk 1 preset yang bisa kita rubah sendiri, Bass boost yang menurut saya bass-nya lebih nendang dibandingkan beats audio yang ada pada HTC One V (dengan menggunakan headphone yang sama), 3D effect serta Preset Reverb untuk mengatur keluaran suara disetting seperti pada ruangan atau aula konser.

Untuk memutar video, piranti ini dilengkapi dengan pemutar video yang mendukung file 3gp dan mp4. Untuk memutar format lain, bisa menggunakan MX Player yang dapat diunduh melalui Play Store. Jangan berharap memutar video HD 720p pada piranti ini, karena video akan terlihat patah-patah. Meski video dapat ditonton dengan jelas, tetapi sangat tidak nyaman. Memiliki layar dengan lebar 5 inci, memang membuat kita lebih nyaman menonton video, tetapi akan lebih baik bila video yang akan ditonton diturunkan resolusinya sebelum dipindahkan ke piranti ini.

Kamera belakang yang berukuran 5 megapiksel, meski tidak dilengkapi dengan lampu kilat, tetapi dilengkapi dengan autofocus. Hasil foto pada kondisi cahaya yang cukup bisa dibilang bagus, tetapi jangan berharap sama bagusnya pada kondisi minim cahaya. Penggunaan fitur exposure untuk menambah cahaya yang masuk ke lensa juga tidak banyak membantu. Setelan tambahan pada kamera piranti ini antara lain adalah setelan HDR, white balance, scene, efek warna, exposure, ketajaman, saturasi, ukuran foto, AE meter dan Anti-flicker. Penggunaan fitur autofocus pada kamera piranti ini berbeda dengan ponsel pintar Android kebanyakan. Bila pada Android lain, ketika menekan tombol shutter, maka kamera akan melakukan autofocus pada obyek kemudian mengambil gambar tersebut. Pada Lenovo LePhone S880, pengambilan fokus dilakukan dengan cara menahan tombol shutter, ketika sudah mendapatkan fokus yang dikehendaki, ketika tombol shutter kita lepas, maka gambar akan langsung tertangkap. Sama prosesnya seperti pengambilan gambar pada kamera digital. Kamera pada piranti ini juga mendukung pengambilan gambar dengan mode panorama dan makro. Selain itu, dapat pula digunakan untuk merekam video dengan resolusi 1280 x 720 alias kualitas 720p atau HD. Sayang, video yang terekam berformat 3gp sehingga kualitas gambarnya jangan berharap bagus.

YANG UNIK: Untuk pengambilan gambar, kamera belakang piranti ini juga dilengkapi fitur touch to focus, artinya Anda tinggal memilih obyek yang akan dijadikan fokus pengambilan gambar dengan menyentuhnya pada layar piranti ini. Selain itu, kamera ini dilengkapi dengan beberapa capture mode. Capture mode Normal adalah untuk pengambilan gambar normal. Capture Mode Auto scene detect akan membantu Anda memilih setingan scene yang tepat untuk pengambilan gambar. Misal, pada kondisi minim cahaya, kamera akan otomatis memilih night mode. Capture Mode Smile shot membantu piranti mengambil gambar pada saat obyek tersenyum. Capture Mode Best Shot berbeda dengan Auto scene detect. Bila pada Auto scene detect kamera memilihkan kita setingan scene yang tepat, Best shot membantu kita mengambil gambar terbaik pada obyek yang hendak diambil. Ini membantu kita bila ingin mengambil gambar yang bagus tapi kita ragu dengan setingan kita. Jadi kita tinggal arahkan kamera, tekan shutter dan kamera langsung akan mengambil gambar dengan hasil terbaik, meski pada kenyataannya kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Capture Mode EV bracket shot adalah mode dimana kita mengambil sebuah gambar dengan 3 setingan yang berbeda. Nanti kita tinggal memilih hendak menggunakan gambar yang mana. Yang terakhir adalah 4 shots, 8 shots, 16 shots, mode ini membantu kita mengambil gambar sebanyak 4, 8 dan 16 buah dalam sekali tekan tombol shutter.

Kamera depan yang berukuran 0,3 megapiksel juga dapat digunakan untuk mengambil gambar, baik gambar normal, panorama, makro dan video. Kamera depan juga dilengkapi setelan yang mirip dengan kamera belakang plus beberapa capture mode yaitu Normal, Smile shot, 4 shots, 8 shots dan 16 shots. Karena resolusi kamera yang kecil, jangan berharap gambar yang ditangkap akan memiliki hasil yang bagus. Selain itu, kamera depan juga dapat digunakan untuk melakukan video chat. Video chat menggunakan aplikasi Skype, Yahoo! Messenger, Google Talk serta Google+ Hangout dapat berjalan sempurna.

YANG UNIK: Tidak banyak piranti Android yang beredar di pasaran dapat melakukan panggilan video atau video call melalui jaringan 3G. Memang panggilan video melalui jaringan 3G sudah banyak ditinggalkan dan dianggap kuno, beberapa produsen piranti Android masih membenamkan fitur ini, antara lain yaitu Samsung dan LG. Bahkan Ktouch W700 saya juga dapat melakukannya. Begitu juga dengan Lenovo LePhone S880 ini, juga dapat melakukan panggilan video. Caranya, pada contact, pilih nomor yang hendak diajak video call, tekan dan tahan nomor telepon tersebut hingga muncul pop-up, lalu pilih video call.

Masih kurang dengan fitur multimedia diatas? Pada piranti ini juga terdapat FM Radio. Bila pada piranti lain, untuk mengaktifkan radio, kita perlu menancapkan handsfree pada colokan handsfree, karena handsfree bertindak sebagai antena. Pada Lenovo LePhone S880, tanpa menancapkan handsfree-pun fitur FM Radio ini dapat dijalankan. Fitur yang jarang ada pada piranti manapun.

Aplikasi dan Sensor

Salah satu spesifikasi piranti ini adalah ROM sebesar 4GB. Kapasitas 4GB ini terbagi menjadi beberapa partisi. Partisi pertama (terletak pada /data/), terdapat sisa ruang sebesar 755MB untuk meng-install aplikasi. Partisi kedua yang bernama internal memory, terdapat sisa ruang sebesar 1,81 GB. Sisa ruang sebesar itu dapat digunakan sebagai pengganti micro SD. Bila kita menyelipkan micro SD, maka pada setting, perlu disetel ulang, apakah kita akan memanfaatkan internal memory sebesar 1,81 GB yang pada piranti ini bernama USB Storage atau micro SD yang pada piranti ini bernama SD Card. Bila memilih menggunakan micro SD, maka semua berkas yang terbuat selanjutnya akan tersimpan di micro SD, salah satu contohnya yaitu file hasil pemotretan. Tidak perlu kuatir akan berkas yang sebelumnya tersimpan di internal memory. Karena berkas tersebut masih dapat diakses melalui aplikasi bawaan yang bernama File Browser. Lho, kemana sisa ROM 4GB? Kalau ditotal keseluruhan pemanfaatan ROM atas internal memory dan sisa ruang untuk pemasangan aplikasi tidak sampai 3GB. Benar, sisa ROM tentu saja untuk sistem operasi Android itu sendiri serta berkas-berkas lain yang dibuat oleh Lenovo untuk melengkapi piranti ini, termasuk antar muka dan beberapa aplikasi tambahan.

Bila Galaxy Nexus menggunakan antar muka bawaan yang kita kenal dengan Vanilla, sedangkan HTC memiliki Sense UI, Sony memiliki Timescape, Samsung dengan TouchWiz dan Motorola dengan Motoblur-nya, maka Lenovo LePhone S880 ini dilengkapi dengan IdeaDesktop. Tampilannya sama persis dengan Vanilla, tetapi dilengkapi dengan theme dan scene. Hingga saat ini saya belum menemukan bagaimana cara menambah theme atau scene. Seperti piranti Android lainnya, piranti ini juga dibekali dengan aplikasi standar bawaan Google seperti Gmail, Gtalk, Google Maps, Lattitude, Google Search serta Youtube. Aplikasi standar seperti yang terdapat pada perangkat Android lain juga tersedia, seperti Browser (bawaan ICS), Contact, Messeging, Email, Calendar, Calculator, Clock & Alarm, SIM Toolkit serta Sound Recorder. Terdapat pula aplikasi APKinstaller. Aplikasi ini akan memindai semua berkas apk baik aplikasi, widget maupun paket theme. Widget-widget yang ada juga sama seperti standar bawaan pada ICS. Sayang, tidak ada aplikasi pengolah dokumen yang dibenamkan pada piranti ini. Slide-down notification dilengkapi dengan jalur cepat ke menu setting serta beberapa jalur cepat untuk mengaktifkan wifi, bluetooth, GPS dan lain-lain.

YANG UNIK: Selain slide to unlock, PIN, Pattern dan password, piranti ini juga dilengkapi dengan Face Unlock. Fitur yang sama yang terdapat pada Galaxy Nexus. Selain itu dilengkapi juga dengan schedule power on/off, jadi kita bisa melakukan setelan kapan piranti ini mati dan menyala dengan sendirinya pada jam-jam yang sudah kita tentukan. Kelebihan lainnya adalah, piranti ini dibekali fitur backup & restore. Kita dapat melakukan backup untuk kontak, SMS, log panggilan serta aplikasi. Aplikasi yang di backup adalah file instalasi aplikasi atau apk-nya, tidak termasuk data (CMIIW). File backup terletak pada SD card. Jadi sewaktu-waktu kita hendak melakukan factory reset atau piranti kita mengalami masalah lain, kita tidak perlu takut kehilangan data.

Menurut aplikasi Android Sensor Box, ada 7 sensor yang aktif pada piranti ini, yaitu Accelerometer Sensor, Light Sensor, Orientation Sensor, Proximity Sensor, Gyroscope Sensor, Sound Sensor dan Magnetic Sensor. Sedangkan sensor yang absen adalah Temperature Sensor dan Pressure Sensor. (Silahkan googling apa saja kegunaan sensor tersebut 🙂 )

Performa dan Permainan

Kemampuan Prosesor MTK 6575 1Ghz boleh dibilang cukup untuk saat ini. Meskipun menjalankan ICS, prosesor ini masih sanggup melayani ICS 4.0.3 yang dibenamkan pada piranti ini. RAM 512MB buat beberapa orang mungkin dianggap pas-pasan untuk menjalankan ICS. Pada HTC One V, pada bagian setting, terdapat setelan berapa banyak aplikasi (diluar sistem) yang boleh berjalan di background, bisa disetel dari 1 hingga 4 aplikasi, bisa pula disetel aplikasi langsung dimatikan ketika tidak digunakan. Hal ini yang menyebabkan HTC One V tidak pernah kehabisan memory pada RAM. Bertolak belakang dengan Lenovo LePhone S880. Setelah saya pasang beberapa aplikasi serta widget, saya melihat memory yang tersisa pada RAM selalu dibawah 80MB. Untuk mengatasi hal ini, saya tambahkan aplikasi RAM Booster yang saya setel akan mematikan beberapa aplikasi bila sisa RAM sudah dibawah 100MB. Tanpa saya tambahkan aplikasi ini pun sebenarnya perpindahan menu serta sensitifitas layar masih ok, tetapi akan mulai kewalahan bila menjalankan aplikasi yang agak berat seperti memutar video.

PowerVR SGX531 Ultra cukup mumpuni untuk memainkan game-game tingkat ringan hingga sedang. Saya mencoba Angry Bird, Amazing Alex serta game-game sedang lainnya dapat berjalan lancar. Saya belum mencoba memainkan game kelas berat dengan grafik yang bagus. Tetapi, menurut testimoni dari beberapa pengguna, mereka bisa lancar menjalankan GTA 3 dan Modern Combat 3, dengan catatan sudah di-tweak dan tentu saja pirantinya sudah tidak perawan alias sudah di-root.

Performa batere bisa saya bilang standar. Batere sebesar 2.250mAh seharusnya dapat mengakomodir kebutuhan standar selama seharian. Nyatanya dengan kebiasaan istri saya dimana pada HTC One V yang baterenya hanya berkapasitas 1.500mAh, dapat bertahan sekitar 12 jam dan batere tersisa dibawah 15% sedangkan pada Lenovo LePhone S880 ini dalam 12 jam batere tersisa sekitar 20-40%. Usut punya usut, biang keladi keborosan ini adalah setelan clock CPU. Pada saat nonaktif, CPU seharusnya masuk pada mode Deep Sleep, sepertinya masih terdapat bug sehingga (menurut saya) mode Deep Sleep tidak berjalan sempurna. Karena pada saat piranti ini (setahu saya) banyak menganggur, perbandingan mode Deep Sleep dan masuk ke State adalah 1:2. Biang keladi lain adalah, CPU piranti ini disetel untuk berjalan terus pada kecepatan 1001 Mhz atau 1Ghz. Menggunakan aplikasi CPU Spy, State CPU 166Mhz, 250Mhz dan 500Mhz tidak pernah dijalankan. Sehingga menurut saya, piranti ini disetel dengan setelan performa (mode Governor Performance pada aplikasi semacam setCPU, CPU Tuner, no-frills CPU Control, dll), pantas saja piranti ini selalu berjalan trengginas (bahasa baku untuk kata smooth menurut Pak Herry SW).

Kesimpulan

Dengan harga Rp1.999.000,- (padahal di China dan Filipina, piranti ini dijual dengan harga -kalau dirupiahkan- diatas 3 juta) saya merekomendasikan Anda membeli piranti ini. Kekurangan piranti ini dibandingkan piranti sejenis adalah, tidak adanya lampu kilat pada kamera belakang, dan beberapa piranti Galaxy Note wanna be biasanya juga dilengkapi dengan TV analog. Selain itu jaringan service center yang belum banyak. Layar 5 inci sangat nyaman baik untuk browsing, menonton video atau bahkan membaca komik/manga. Bentuk yang unik dan lucu untuk varian warna putih serta kokoh dan elegan untuk varian warna hitam, tidak akan memalukan bila dibawa bepergian atau disandingkan dengan piranti lain (tapi tidak bakalan menambah nilai kegantengan Anda seperti piranti sebelah #eh). Jangan berharap akan adanya update resmi oleh pabrikan baik ke versi 4.0.4 maupun Jelly Bean. Bila ada, anggap saja itu sebagai bonus. Perbandingan fitur yang didapat dengan nilai uang yang dibayarkan untuk mendapatkan perangkat ini benar-benar layak tiap sen-nya (worth every penny).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan

1. Saya masih belum menemukan dimana mendapatkan theme dan scene tambahan untuk piranti ini.
2. Saya tidak dapat menemukan bagaimana cara melihat battery history.
3. Tanpa di-root, untuk penggunaan sehari-hari, piranti ini sudah sangat nyaman digunakan.
4. Kalaupun mau di-root, setidaknya bisa melakukan tweak untuk mempercepat lock GPS, menyetel ulang setelan CPU maupun menyetel manajemen memory melalui sysctl dan minfree, sehingga piranti ini lebih efisien dan batere lebih tahan lama.
5. Forum-forum pendukung piranti ini sudah mulai bermunculan (kebanyakan berbahasa China) dan beberapa custom ROM (salah satunya MIUI) sudah mulai bertebaran.

Terima kasih sudah membaca, semoga tidak keracunan 😀